Jumat, 09 September 2016

Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan pada persalinan normal secara umum adalah mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang berintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.
Dengan pendekatan seperti ini, berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus di dukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti yang dapat menunjukkan adanaya manfaat apabila di aplikasikan pada setiap proses persalinan :
Tujuan asuhan pada persalinan yang lebih spesifik adalah :
1.    Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan bayi.
2.    Melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir (BBL),mulai dari hamil hingga bayi selamat.
3.    Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu.
4.    Memberi dukungan serta cepat bereaksi terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran bayi.

Lima Benang Merah Asuhan Persalinan
1.    Keputusan klinis
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik bagi pasien  dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan. Membuat keputusan klinik tersebut dihasilkan melalui serangkaian proses metode yang sistematik menggunakan informasi dan hasil dari olah kognitif dan intuisif serta dipadukan dengan kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti (evidence-based), ketrampilan dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien (Varney, 1997)     Langkah" membuat keputusan klinik diantaranya:
1)    Pengumpulan data
2)    Diagnosa
3)    Penatalaksanaan
4)    Evaluasi
2.    Sayang ibu dan Bayi
Beberapa prinsip dasar Asuhan Sayang Ibu adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses  persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasilnpenelitian menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta mengetahui dengan baik mengenai prose perslinan dan asuhan yang akan mereka terima, mereka akan mendapatkan rasa aman dan hasil yang lebih baik. Berikut penerapan asuhan sayang ibu : 
1)    Panggil nama ibu
2)    Jelaskan sebelum/sesudah asuhan yang diberikan
3)    Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarga
4)     Anjurkan ibu bertanya
5)    Hargai privacy

3.    Pencegahan infeksi
Tujuan tindakan pencegahan infeksi dalam pelayanan asuhan kesehatan : 
1)    Minimalkan infeksi
2)    Menentukan resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti Hepatitis dan HIV/AIDS
4.    Dokumentasi
Aspek-aspek penting dalam pencatatan termasuk : 
1)    Tanggal dan waktu asuhan kebidanan
2)    Identitas penolong
3)    Paraf atau TTD pada semua catatan
4)    Informasi berkaitan harus ditulis tepat, jelas dan dapat dibaca
5)    Sistem pencatatan pasien harus terpelihara dan siap sedia
5.    Rujukan
Rujukan dilakukan oleh bidan jika ada suatu hal yang sudah bukan menjadi wewenang bidan. Biasanya, bidan akan memberi rujukan ke dokter spesialis kandungan agar dapat di diagnosa lebih lanjut.

Materi Persalinan


Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
(Asri Hidayat,M.Keb.asuhan kebidanan persalinan:01,2010)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri )
(Manuba, 1998 dalam asuhan kebidanan persalinan 2014)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik,dari janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses di mana janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir .
(Prawirohardjo,2001 dalam asuhan kebidanan persalinan 2014)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil  konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) .proses ini di mulai dengan adanya kontaksi persalinan sejati,yang di tandai dengan perubahan serviks secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta.kelahiran bayi merupakan peristiwapenting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat.

Sebab – Sebab terjadinya persalinan
Menurut buku obstetri fisiologi fakultas kedokteran UNPAD(1985) dan ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan KB oleh manuba (1998) telah disebutkan beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan, antara lain:
1.    Teori Penurunan kadar Prostaglandin
Progesteron merupakan hormon penting untuk mempertahankan kehamilan. Hormon ini meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarga oleh desidua. Progesteron berfungdi menurunkan kontraktilitas dengan cara meningkatkan potensi membran istirahat pada sel miometrium sehingga menstabilkan Ca membran dan kontraksi berkurang, uterus rileks dan tenang. Pada akhir kehamilan terjadi penurunan kadar progesteron yang mengakibatkan kontraksi uterus karena adanya sintesa prostaglandin di uterus. Prostaglandin terbagi menjadi  Prostaglandin E dan Prostaglandin F (pE dan pF) yang bekerja di rahim wanita untuk merangsang kontraksi selama kehamilan. Prostaglandin E2 menyebabakan kontraksi rahim dan telah digunakan untuk menginduksi persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra dan ekstramnial menimbulkan kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan, hal ini disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
2.    Teori Penurunan Progesteron
Progesteron merupakan hormon penting dalam menjaga kehamilan tetap terjadi hingga massa persalinan. Hormon ini dihasilkan oleh plasenta, yang akan berkurang seiring terjadinya penuaan plansenta yang terjadi pada usia hamil 28 minggu, dimna terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Ketika hormon ini mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu
3.    Teori Rangsangan Esterogen
Esterogen juga merupakan hormon yang dominan saat hamil. Hormon ini memiliki dua fungsi, yaitu meningkatkan sensitifitas otott rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin dan rangsangan mekanis.hal ini mungkin disebabkan karena peningkatan konsentrasi actin-mayocin dan adenosin tripospat(ATP)
4.    Teori Reseptor Oksitosin dan Kontraksi Braxton Hicks
Kontraksi persalinan tidak terjadi secara mendadak, tetapi berlangsung lama dengan persiapan smeakin meningkatnya reseptor oksitosin. Oksitosin adalah hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parts posterior. Distribusi reseptor oksitosin dominan pada fundus dan korpus uteri, ia makin berkurang jumlahnya dalam sekmen bawah rahim dan praktis tidak banyak dijumpai pada serviks uteri. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitifitas otot rahim. Sehingga terjadi Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan, meneybabakan oksitosin meningkat, sehingga persalinan dapat dimulai.
5.    Teori Keregangan Otot Rahim
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Rahim menjadi besar dan meregang menyebabkan iskenia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter. Misalnya ibu hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah peregangan tertentu sehingga menimbulkan proses persalinan.
6.    Teori Fetal Cortisol
Dalam teori ini di ajukan sebagai “pemberi tanda” untuk di mulainya persalinan adalah janin, di duga akibat peningkatan tiba- tiba kadar kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta sehingga produksi progesteron berkurang dan memperbesar sekresi ekstrogen, selanjutnya berpengaruh terhadap meningkatnya produksi prostaglandin, yang menyebabkan iritabilitiy miometrium meningkat. Pada cacat bawaan janin seperti anensefalus, hipoplasia adrenal janin dan tidak adanya kelenjar hipofisis pada janin akan menyebabkan kortisol janin tidk di produksi dengan baik sehingga kehamilan dapat berlangsung lewat bulan.
7.    Teori Fetal Membran
Teori fetal membran phospolipid-arachnoid acid prostaglandin. Meningkatnya hormon ekstrogen menyebabkan terjadinya esterified yang menghasilkan arachnoid acid, yang membentuk prostlagandin  dan mengakibatkan kontraksi meometrium.
8.    Teori Hipotalamus- Pituitari dan Glandura Suprarenalis
Teori ini menunjukan pada kehamilan anensefalus, sehingga terjadi keterlambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini di kemukakan oleh Linggin pada tahun 1973. Sedangkan Malpar pada tahun 1933, telah melakukan percobaan kelinci , dimana otak kelinci tersebut di ambil, hasilnya kehamilan kelinci berlangsung lebih lama. Dari hasil percobaan tersebut dapat di simpulkan pada hubungan antara hopotalamus pituitari dengan mulainya persalinan, dan glandula suprarenalis merupakan pemicu terjadinya persalinan. Menurut Manuaba(1998) mengemukakan bahwa peberian kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas pada janin.
9.    Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus frankenhouser). Enurut Bila ganlion ini ditekan dan digeser, misalnya oleh kepala janin, maka akan terjadi kontraksi.
10.    Teori Plasenta Sudah tua
Menurut teori ini, plasenta yang menjadi tua dapat menyebabkan menurunnya kadar esterogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah pada vili corialis di plasenta, sehingga mennyebabkan kontraksi pada rahim.
11.    Teori Tekanan Serviks
Fetus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran saraf sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum yang mengakibatkan Sar (sekmen atas rahim) dan SBR (Sekmen Bawah Rahim) bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.
12.    Induksi Partus (Induction of Labor)
Persalinan juga dapat ditimbulkan oleh:
1)    Gangguan laminaria: Beberapa laminaria dimasukkan kedalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
2)    Amneotomi : yaitu pemecahan ketuban dengan sengaja.
3)    Oksitosin Drips : pemberian oksitosin melalui tetesan infus per menit. Syarat dilakukannya hal ini yang perlu diperhatikan adalah  serviks sudah matang (Serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka untuk satu jari.

Seminar Entrepreneurship Prodi D.III Kebidanan Akademi Kesehatan Rustida 2016


 
Powered by Blogger